Satgas Pangan Polri Bongkar Trik Manipulasi Data Stok Beras Cipinang: Kondisi Aman, Isu Kelangkaan Hanya Misinformasi

 

 

Jakarta – Dalam sebuah pengusutan mendalam yang dipimpin oleh Satgas Pangan Mabes Polri, terbongkar fakta mengejutkan terkait isu kelangkaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur. Klaim kelangkaan yang sempat disuarakan Ketua Koperasi Pedagang Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid, dinilai tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Tim Satgas Pangan yang dipimpin Brigjen Pol Djoko Prihadi dan Brigjen Pol Kurniawan Affandi menyatakan, stok beras di Cipinang saat ini aman dan distribusinya berjalan lancar tanpa hambatan berarti. Bahkan, dugaan manipulasi data ditemukan, yang berpotensi menyesatkan publik dan mengganggu stabilitas pangan nasional.

Temuan Mengejutkan di Pasar Induk Beras Cipinang

Investigasi pada Rabu (4/6/2025) mengungkap bahwa data pengeluaran beras yang sebelumnya diumumkan sebesar 11.410 ton pada 28 Mei ternyata tidak valid. Data tersebut merupakan perhitungan selisih stok akhir, pemasukan, dan hasil stock opname, bukan hasil penghitungan nyata di lapangan.

Sementara itu, pengeluaran beras yang terverifikasi hanya sekitar 2.368 ton. Bahkan, stok akhir yang dilaporkan sebesar 46.551 ton bukan hasil pengamatan langsung, melainkan data dari pengelola toko atau kiriman yang tidak selalu dapat diverifikasi langsung oleh Satgas.

Beberapa temuan lain menyebutkan bahwa penggunaan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor untuk pengeluaran beras tidak tercatat resmi, karena volume barang yang kecil. Selain itu, Pasar Induk Beras Cipinang ternyata belum memiliki standar prosedur operasi (SOP) resmi untuk stock opname. Stock opname terakhir dilakukan pada Oktober/November 2023 dan baru diperbarui Mei 2025 setelah adanya keluhan pedagang dan perubahan harga pasar.

Stok Beras dan Harga: Data Lapangan Bersuara

Satgas juga melakukan pengecekan ke tiga toko besar di Cipinang: Idolaku, Sumber Raya, dan Sinar Jaya. Hasilnya, stok beras di toko-toko tersebut cukup melimpah dengan angka antara 200 hingga 500 ton. Distribusi harian berjalan normal dengan volume 30-400 ton per hari, dan kenaikan harga beras medium hanya sekitar Rp100-400 per kilogram—angka yang masih tergolong wajar.

Tuduhan Serius: Sabotase dan Manipulasi Data

Satgas Pangan dengan tegas menyatakan bahwa penyebaran data tidak akurat ini bukanlah kesalahan teknis biasa, melainkan sabotase yang dapat merusak sistem distribusi dan ketahanan pangan nasional. Selain itu, praktik percaloan dan monopoli yang diduga terjadi berpotensi mengganggu pasar dan menekan psikologis masyarakat.

Penyelidikan lebih lanjut terkait pengelolaan data dan distribusi oleh PT Food Station Tjipinang Jaya masih berjalan.

Langkah Tegas untuk Stabilitas Pangan

Satgas Pangan menegaskan akan terus memantau harga dan stok beras, serta siap mengambil tindakan hukum tegas bila ditemukan bukti manipulasi yang merugikan negara dan masyarakat luas.

Dengan hasil investigasi ini, masyarakat diharapkan memperoleh informasi yang lebih akurat dan tidak mudah terpengaruh oleh klaim kelangkaan yang menyesatkan. Kondisi stok pangan nasional, khususnya beras, masih dalam keadaan aman dan terjaga.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×