Sinjil Terbelenggu: Israel Dirikan Tembok Besi Raksasa, Warga Palestina Kian Terisolasi

 

Sinjil, Tepi Barat – Kota kecil Sinjil di Tepi Barat kini tampak tak ubahnya penjara terbuka. Israel dilaporkan membangun pagar besi raksasa setinggi lima meter yang membentang membelah kota, membatasi akses warga Palestina dengan hanya satu jalur keluar-masuk yang dijaga ketat oleh militer.

Struktur tersebut tak hanya terdiri dari tembok menjulang, tetapi juga dilengkapi gerbang logam berat dan pembatas jalan yang membatasi kebebasan bergerak penduduk lokal. Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini menimbulkan gangguan besar — mulai dari terbatasnya akses ke lahan pertanian hingga terhambatnya kegiatan pendidikan dan layanan kesehatan.

“Sekarang Sinjil terasa seperti sel besar tanpa atap,” ujar Mousa Shabaneh, seorang petani lokal yang kehilangan akses ke kebun bibitnya — satu-satunya sumber penghidupan bagi keluarganya

Dampak Sosial dan Ekonomi yang Mencekik

Pembangunan pagar ini menciptakan tekanan psikologis dan ekonomi yang berat bagi penduduk Sinjil. Banyak warga mengaku kehilangan akses total ke lahan pertanian mereka, sementara sebagian lainnya menyaksikan kebun mereka dihancurkan atau dibakar.

Kondisi ini memperparah isolasi warga dari kota-kota lain di Tepi Barat. Anak-anak kesulitan pergi ke sekolah, pasien tak bisa menjangkau rumah sakit, dan para pekerja kehilangan pekerjaan karena tak bisa meninggalkan kota tepat waktu.

Keluhan juga datang dari sejumlah organisasi kemanusiaan internasional yang menyoroti dampak pagar tersebut terhadap hak dasar manusia. Pembatasan akses ini dinilai melanggar kebebasan bergerak dan memperburuk keterisolasian warga Palestina.

Dalih Keamanan Versus Penindasan

Pemerintah Israel menyatakan bahwa proyek pagar ini merupakan bagian dari upaya pengamanan terhadap pemukiman Yahudi ilegal di sekitar Sinjil. Wilayah itu disebut rawan aksi kekerasan, dan pengawasan ketat dianggap perlu untuk mencegah penyusupan kelompok bersenjata.

Namun, banyak pihak meragukan narasi tersebut. Lembaga hak asasi manusia seperti Human Rights Watch menyebut tembok ini sebagai simbol dari strategi isolasi sistematis yang memperkuat kontrol militer atas wilayah Palestina.

“Ini bukan soal keamanan, melainkan upaya sistematis untuk mengendalikan kehidupan warga Palestina,” kata seorang peneliti HAM internasional.

Peringatan dari Otoritas Palestina

Pemerintah Otoritas Palestina menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi ini. Perdana Menteri Mohammad Mustafa menilai pembatasan yang semakin ketat hanya akan meningkatkan ketegangan dan mendorong lebih banyak pemuda ke arah radikalisasi.

“Dengan menekan ruang hidup kami, Israel sedang menciptakan bom waktu sosial,” ungkap Mustafa dalam konferensi pers terbaru.

Pembangunan pagar di Sinjil menambah daftar panjang tindakan yang dianggap melanggar hukum internasional, dan menjadi sorotan global terkait kebijakan Israel di wilayah pendudukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×