Pertarungan Berdarah di Pleret: Kronologi Duel yang Berujung Maut

BANTUL – Kasus duel antara dua pelajar yang terjadi di Jalan Bawuran, Padukuhan Bawuran I, Kalurahan Bawuran, Kapanewon Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih menyisakan banyak pertanyaan. Hingga kini, motif di balik kejadian tersebut belum dapat dipastikan.

Kepolisian mengungkap bahwa peristiwa bermula dari tantangan yang dilontarkan korban kepada pelaku untuk bertarung. Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Achmad Mirza, menjelaskan bahwa korban dan pelaku sebenarnya sudah saling mengenal dan memiliki hubungan pertemanan.

“Menurut keterangan pelaku, dia tidak tahu alasan korban mengajaknya duel. Namun berdasarkan keterangan saksi, korban memang menantangnya lebih dulu,” ujar AKP Mirza dalam konferensi pers di Mapolres Bantul, Senin (26/5/2025).

Peristiwa terjadi pada Minggu dini hari (11/5/2025). Sebelumnya, pada Sabtu malam (10/5/2025), sekitar pukul 23.30 WIB, pelaku berinisial NA dan korban ASP bertemu di Lapangan Kanggotan untuk membahas tantangan duel tersebut. Di lokasi itu, mereka sepakat untuk berduel menggunakan senjata tajam.

NA lalu pulang ke rumahnya untuk mengambil sebilah celurit. Keduanya kembali bertemu sekitar pukul 03.30 WIB di Jalan Raya Bawuran I, lokasi terjadinya insiden. Sejumlah teman dari kedua belah pihak juga turut hadir menyaksikan.

“Saat di lokasi, mereka sempat berbicara soal tanda menyerah, yang disebutkan korban adalah dengan mengatakan ‘uwes’, yang artinya ‘sudah’,” jelas Mirza.

Duel pun dimulai. Pelaku menyerang korban beberapa kali dengan celurit. Korban juga sempat membalas serangan dan melukai jari serta paha pelaku. Setelah korban mengucapkan “wes mas”, pertarungan dihentikan.

Namun, luka yang diderita korban cukup serius, terutama pada bagian dada hingga menembus paru-paru. Korban sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Pihak keluarga korban kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Pleret. Polisi melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap pelaku sekitar seminggu kemudian di rumahnya. Selama masa pencarian, pelaku sempat berpindah-pindah tempat.

Dalam jumpa pers, NA menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui korban meninggal dunia. Ia mengaku hanya tahu bahwa korban terluka, dan dirinya langsung meninggalkan lokasi setelah duel karena juga mengalami luka.

“Saya tidak tahu kalau dia meninggal. Saya juga tidak tahu apa masalahnya, tiba-tiba ditantang duel,” ungkap NA.

Menurut pengakuan NA, awalnya ia ingin menyelesaikan masalah tanpa kekerasan dan mengusulkan duel tangan kosong. Namun, korban menolak dan bersikeras menggunakan senjata tajam karena merasa pertarungan tanpa senjata tidak cukup menantang.

Senjata celurit yang digunakan dalam duel dibawa oleh NA dari rumahnya. Ia mengklaim senjata tersebut memang sudah lama dimilikinya dan tidak berniat membawanya untuk tawuran.

Sebelumnya diberitakan, korban berinisial ASP (18), pelajar asal Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, meninggal dunia akibat luka-luka dalam insiden ini. Sementara pelaku NA (18), merupakan pelajar dari Kapanewon Jetis, Bantul.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×