Momen Tegas di Indo Defence 2025: Prabowo Tepis Refleks Berlebihan Paspampres
June 12, 2025

JAKARTA – Indo Defence 2025 yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, tak hanya menjadi ajang unjuk teknologi pertahanan, tapi juga menyisakan satu momen yang tak kalah mencuri perhatian. Bukan soal alutsista canggih, melainkan soal reaksi spontan seorang Paspampres—dan sikap tegas Presiden Prabowo Subianto yang menyusul setelahnya.
Kejadian bermula saat Prabowo tengah mengunjungi booth salah satu perusahaan pertahanan asal Turki. Di tengah percakapan hangat dengan sejumlah jenderal asing, suasana tiba-tiba berubah. Seorang jenderal asing tampak hendak merangkul Prabowo, mungkin sebagai bagian dari gestur persahabatan atau untuk berfoto bersama.
Namun, momen tersebut terpotong cepat oleh reaksi refleks seorang anggota Pasukan Pengamanan Presiden. Dengan cepat, ia menarik tangan jenderal asing itu—sebuah tindakan yang langsung mengundang reaksi dari Presiden Prabowo sendiri.
Dengan gestur serius, Prabowo menoleh dan menegur anggota paspampres itu di tempat. Terdapat gestur mendorong ringan, seolah memberi isyarat agar sang pengawal memberi ruang dan tidak terlalu reaktif. Sadar bahwa tindakannya dinilai berlebihan, sang paspampres lantas menunduk dan menyampaikan permintaan maaf, baik kepada Presiden maupun tamu asing tersebut.
Viral dalam Sekejap, Profesionalisme Tetap Jalan
Video pendek yang menangkap momen ini langsung ramai di media sosial. Warganet memperdebatkan siapa yang benar, tetapi banyak juga yang memuji ketegasan Prabowo yang menjaga citra Indonesia di hadapan delegasi internasional.
Meski terjadi insiden kecil, acara Indo Defence 2025 tetap berjalan mulus. Salah satu agenda penting yang tetap berlangsung adalah penandatanganan kerja sama antara Kementerian Pertahanan RI dan mitra strategis dari Turki. Kolaborasi itu mencakup pengembangan jet tempur generasi kelima, KAAN, yang digadang-gadang jadi lompatan besar industri pertahanan Indonesia.
Antara Naluri dan Etika Diplomatik
Apa yang dilakukan paspampres mungkin adalah wujud dari insting pengamanan—cepat, siaga, dan penuh tanggung jawab. Tapi kejadian ini juga mengingatkan bahwa dalam forum internasional, ada batas tipis antara pengamanan dan etika diplomasi.
Presiden Prabowo sendiri, sebagai mantan prajurit dan pemimpin negara, tampak ingin menunjukkan bahwa Indonesia bisa bersikap sigap tanpa kehilangan kesantunan. Dan dalam dunia pertahanan, kesan itu bisa menjadi senjata yang tak kalah penting dari sistem persenjataan apa pun.