Kepala Intelijen IRGC dan Dua Jenderal Gugur Akibat Serangan Israel, Ketegangan Meningkat di Timur Tengah

 

Konflik antara Iran dan Israel kembali memanas setelah serangan udara Israel yang menewaskan Kepala Intelijen Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran beserta dua jenderal lainnya. Insiden ini terjadi pada Minggu, 15 Juni 2025, di tengah serangan balasan Iran yang terus menggempur wilayah Israel.

Serangan Balasan Iran dengan Rudal Balistik

Dalam rangka membalas aksi Israel, IRGC meluncurkan operasi rudal balistik yang menargetkan lokasi-lokasi strategis seperti pelabuhan Haifa, gurun Negev, dan Kiryat Gat. Lebih dari 30 hingga 50 rudal dilepaskan, menyebabkan kerusakan signifikan pada fasilitas militer dan infrastruktur ekonomi Israel.

Sementara itu, korban jiwa akibat bentrokan ini terus bertambah. Laporan dari Iran menyebutkan lebih dari 400 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan Israel, meskipun angka resmi dari pemerintah Iran belum dirilis. Di pihak Israel, tercatat 13 korban jiwa, dengan sebagian besar disebabkan oleh serangan rudal Iran yang menargetkan beberapa pangkalan dan pusat mata-mata.

Dampak dan Tanggapan Pemerintah

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa Iran akan terus merespons serangan Israel hingga agresi itu berhenti. “Respons kami akan berlangsung sampai Israel menghentikan serangan,” ujarnya, seperti dikutip oleh Al Jazeera.

Di tengah eskalasi ini, ribuan warga Iran turun ke jalan, menuntut pemerintah untuk terus melawan Israel. Seorang pejabat keamanan senior Iran menyatakan kesiapan negara untuk menghadapi perang yang panjang dan menggambarkan daftar target strategis yang siap diserang, termasuk fasilitas energi dan markas komando Israel.

Pembunuhan Jenderal dan Ilmuwan Nuklir

Serangan Israel juga dilaporkan menargetkan rumah sejumlah jenderal IRGC dan ilmuwan nuklir penting Iran. Pembunuhan ini diduga bertujuan melemahkan struktur komando militer Iran dan menghentikan kemajuan program nuklir negara tersebut. Namun, Iran langsung bergerak cepat menggantikan para pemimpin yang gugur dan berjanji melanjutkan perjuangan.

Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, dalam sebuah video menyatakan bahwa angkatan bersenjata Iran akan membalas dengan kekuatan penuh hingga rezim Israel “tak berdaya.”

Dampak Militer dan Politik

Konflik ini telah menyebabkan ketegangan internasional yang meluas. Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk serangan Israel dan menyerukan de-eskalasi. Sementara itu, pembicaraan nuklir antara Teheran dan Washington yang dimediasi Oman terpaksa dibatalkan akibat situasi ini. Presiden AS Donald Trump tetap membuka peluang untuk melanjutkan negosiasi di masa depan.

Serangan Berkelanjutan dan Ancaman di Masa Depan

Rudal-rudal Iran terus meluncur ke berbagai sasaran di Israel, dengan beberapa jet tempur Israel berhasil ditembak jatuh, dan dua pilot ditawan. Di sisi lain, Israel juga melancarkan serangan drone ke infrastruktur penting Iran, termasuk pipa air dan kilang gas, serta sejumlah bangunan sipil di berbagai kota.

Ketegangan ini belum menunjukkan tanda mereda, dengan korban jiwa yang terus bertambah dan ancaman konflik yang meluas di kawasan. Dunia pun menanti langkah selanjutnya dari kedua negara yang tengah berada di ambang perang terbuka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×