Iran Umumkan Jumlah Korban Tewas Akibat Serangan Israel Mencapai 935 Orang, Termasuk 140 Perempuan dan Anak-anak
July 3, 2025

Teheran Diserang – Tangkapan layar menunjukkan serangan udara yang dilakukan Israel di Ibu Kota Iran, Teheran, pada Selasa (24/6/2025), pasca persetujuan gencatan senjata. Juru bicara Pengadilan Iran, Asghar Jahangir, melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan tersebut jauh melebihi perkiraan sebelumnya, mencapai 935 warga Iran.
Latar Belakang dan Dampak Serangan
Sejak awal serangan udara yang dimulai pada Jumat (13/6/2025), sejumlah target strategis di Iran menjadi sasaran, termasuk personel penting dari Garda Revolusi Iran (IRGC) serta warga sipil. Pada hari Senin, Jahangir menyampaikan bahwa angka korban tewas telah melampaui estimasi awal dan mencapai total 935 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 38 korban merupakan anak-anak dan 102 lainnya adalah perempuan, menurut laporan dari IRNA.
Jahangir menyatakan, “Musuh berusaha mengubah kondisi negara dengan menargetkan komandan militer dan ilmuwan, serta berupaya menyebarkan ketakutan dan tekanan.” Ia juga menambahkan bahwa serangan tidak hanya menargetkan individu, tetapi juga menghancurkan persenjataan rudal balistik dan menyerang beberapa situs nuklir Iran.
Perkembangan Program Nuklir Iran
Badan intelijen AS dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebutkan bahwa Iran terakhir kali memiliki program nuklir yang terorganisasi pada tahun 2003. Meski demikian, laporan dari Associated Press mengungkapkan bahwa Iran diketahui telah memperkaya uranium hingga tingkat 60 persen—hampir mencapai tingkat yang dibutuhkan untuk pembuatan senjata nuklir, yaitu 90 persen.
Jahangir menegaskan bahwa Iran merasa telah memenangkan perang tersebut dan menegaskan bahwa Iran tetap teguh menghadapi tekanan eksternal.
Situasi Politik dan Reaksi Internal
Di tengah ketegangan, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa Iran terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat. Namun, kelompok garis keras di Iran semakin vokal menentang segala bentuk negosiasi atau kerja sama dengan Barat.
Surat kabar garis keras Iran, Kayhan, yang dikendalikan oleh pendukung Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, Hossein Shariatmadari, mengkritik keras kemungkinan negosiasi tersebut. Dalam artikel yang dipublikasikan Selasa, Kayhan menyebut bahwa menjadi “pengkhianat atau bodoh” adalah dua hal yang sama.
Selain itu, Kayhan juga menulis bahwa Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi, harus dihukum dan dieksekusi jika mengunjungi Iran. Pernyataan ini mendapatkan kecaman dari berbagai negara Eropa dan komunitas internasional.
Situasi di Iran tetap tegang dengan jumlah korban yang terus bertambah akibat serangan udara Israel. Pemerintah Iran menegaskan posisi mereka dan menegaskan bahwa negara mereka siap menghadapi tantangan tersebut.