Operasi Militer AS: 30 Rudal Tomahawk dan 6 Bomber B-2 untuk Menanggulangi Fordow, Fasilitas Nuklir Tersembunyi Iran

Fasilitas nuklir Iran di Fordow, yang terletak di dalam pegunungan selatan Teheran, menjadi tantangan besar bagi Israel dalam upayanya menanggulangi program nuklir Republik Islam tersebut. Walaupun teknologi Israel telah berhasil menargetkan banyak fasilitas nuklir Iran, Fordow yang terletak hingga 90 meter di bawah tanah mempersulit upaya tersebut, bahkan bagi senjata canggih yang dimiliki Israel.

Namun, ketika upaya Israel menemui jalan buntu, sekutu utama Israel, Amerika Serikat, terjun ke dalam konflik ini dengan kekuatan militernya. Menurut laporan NBC News, pada Minggu dini hari (22/6/2025), Angkatan Laut AS meluncurkan 30 rudal Tomahawk dari kapal selam mereka ke target yang berada dalam wilayah Iran, sementara enam pesawat bomber B-2 menjatuhkan 12 bom penghancur bunker, dengan tujuan menghancurkan perlindungan Fordow yang begitu dalam.

Fasilitas Fordow telah lama menjadi ancaman strategis bagi Israel dan sekutunya, mengingat kedalamannya yang sulit ditembus dengan senjata konvensional. Bahkan Israel, yang memiliki senjata penembus bunker tercanggih sekalipun, gagal menembus benteng alam yang melindungi pabrik pengayaan uranium tersebut.

Kehadiran Fordow: Tantangan bagi Keamanan Global
Fordow, yang pertama kali ditemukan pada tahun 2009 setelah pengintaian intelijen Barat, bukan hanya fasilitas pengayaan uranium biasa. Sejak 2023, inspeksi oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengungkapkan bahwa Fordow telah mengembangkan uranium hingga hampir 90% kemurnian, tingkat yang cukup untuk digunakan dalam pembuatan senjata nuklir. Ini memicu kekhawatiran global akan potensi Iran untuk mengembangkan senjata nuklir dalam waktu singkat.

Fordow dibangun di dalam pegunungan untuk melindunginya dari serangan udara, membuatnya menjadi target yang sulit dihancurkan. Dengan kedalaman sekitar 80-90 meter dan perlindungan beton yang sangat tebal, fasilitas ini hampir mustahil untuk dihancurkan dengan metode serangan konvensional. Sebelum serangan AS pada 22 Juni 2025, Fordow berfungsi penuh, dan baik intelijen Barat maupun IAEA mengonfirmasi bahwa fasilitas ini masih aktif dalam mengolah uranium.

Serangan AS dengan Tomahawk dan Bom Bunker
Ketika Israel menghadapi kesulitan menembus Fordow, Amerika Serikat melibatkan armada militer strategisnya. Tidak hanya menggunakan rudal Tomahawk dari kapal selam, yang dikenal karena kemampuannya untuk menyerang target dari jarak jauh dengan presisi tinggi, tetapi juga melibatkan pesawat pengebom B-2 Spirit yang dilengkapi dengan GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom penghancur bunker yang lebih berat dan lebih canggih daripada senjata yang biasa digunakan Israel.

MOP, bom seberat 13.600 kg ini, dapat menembus kedalaman beton hingga 18 meter atau tanah sejauh 61 meter, sebuah kekuatan yang jauh melampaui kemampuan senjata penghancur bunker sebelumnya, seperti GBU-28 yang lebih ringan. Namun, meskipun senjata ini memiliki daya tembus luar biasa, Fordow yang terlindungi lapisan tanah dan beton yang sangat tebal mungkin memerlukan beberapa serangan berulang untuk benar-benar menonaktifkannya.

Strategi Peperangan Modern: Peperangan Bawah Tanah
Keberhasilan serangan AS di Fordow menggambarkan pergeseran besar dalam taktik peperangan modern, di mana fasilitas musuh yang kritis kini sering kali terletak di bawah tanah, terlindung oleh kedalaman alami yang membutuhkan senjata dengan penetrasi luar biasa. Pembangunan dan pengoperasian fasilitas seperti Fordow yang berada jauh di bawah permukaan menandakan pentingnya mengembangkan senjata yang mampu menghadapi tantangan ini.

Dengan semakin banyaknya fasilitas penting yang dibangun di bawah tanah di seluruh dunia, pertempuran untuk menghancurkan target di kedalaman bumi menjadi prioritas strategis bagi negara-negara dengan kepentingan geopolitik besar, seperti AS dan Israel. Fordow bukan hanya simbol ketahanan fisik, tetapi juga lambang dari dilema militer baru yang muncul: apakah teknologi dan kemampuan militer yang ada cukup untuk menghadapi ancaman tersembunyi di dalam perut bumi?

Pengayaan Uranium di Fordow: Menjadi Titik Kritis
Fordow telah menjadi tempat utama pengayaan uranium Iran, terutama karena kemampuannya untuk mencapai tingkat kemurnian hampir 90% U-235, yang sangat mengkhawatirkan banyak negara. Pengayaan di level ini menunjukkan bahwa Iran mungkin sudah berada di ambang pengembangan senjata nuklir, sebuah langkah yang bisa memicu ketegangan internasional yang lebih besar. Meskipun Iran bersikeras bahwa Fordow hanya digunakan untuk tujuan energi sipil, banyak pihak, terutama Israel, melihat fasilitas ini sebagai ancaman yang perlu dihentikan demi menjaga keseimbangan keamanan global.

Kesimpulan: Menanti Langkah Selanjutnya
Fordow tetap menjadi simbol dari pertarungan teknologi, kekuatan militer, dan ambisi nuklir. Bagi Israel, itu adalah tantangan terbesar dalam upaya menanggulangi ambisi nuklir Iran, sedangkan bagi Amerika Serikat, serangan ini menegaskan komitmennya untuk mendukung sekutunya dan mencegah proliferasi senjata nuklir di kawasan Timur Tengah.

Namun, meskipun serangan AS telah menghancurkan sebagian besar perlindungan Fordow, masa depan fasilitas ini masih belum pasti. Teknologi pertahanan bawah tanah yang terus berkembang menunjukkan bahwa perang bawah tanah akan semakin penting dalam geopolitik masa depan. Mungkin serangan ini hanya bagian dari babak pertama dalam sebuah pertempuran panjang untuk menghentikan proliferasi senjata nuklir di kawasan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×