Terungkap! Pemeras Modus Open BO di Jakut Ternyata Baru Menikah Siri pada Januari 2024
March 7, 2025
Jakarta – Polisi mengungkap hubungan antara empat anggota komplotan pelaku yang memeras pria berinisial RPS di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dengan modus mengajak kencan. Ternyata, dua tersangka, Sudarna (38) dan Firli Dewi alias Fitri (29), merupakan pasangan suami istri (pasutri) yang menikah siri pada Januari 2025 dan belum memiliki keturunan.
“Keduanya menikah siri pada Januari 2025,” ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Ressa Fiardy Marasabessy, kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).
Firli atau Fitri berperan mencari teman kencan korban yang berkenalan melalui aplikasi, atau dikenal dengan istilah open booking online (BO). Fitri juga yang mengajak korban bertemu di kost kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, hingga berujung pada pemerasan.
Meskipun menikah siri, Fitri dan Sudarna bersekongkol melakukan penipuan dengan modus open BO. Keduanya mengatur skema pemerasan dengan mengajak dua tersangka lainnya, Aly Akbar (32) dan Dedeh Supriatna (30), untuk ikut serta.
“Dapat dijelaskan bahwa Firli dan Sudarna sudah merencanakan tindak pidana pencurian dan pemerasan ini,” ujar Ressa.
Keempat tersangka kini telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya dan dijerat dengan Pasal 365 KUHP dan/atau Pasal 368 KUHP.
Korban Diancam Ditelanjangi
AKBP Ressa Fiardy Marasabessy menjelaskan, korban dan teman kencannya, yang juga pelaku, Firli Dewi alias Fitri (29), sepakat bertemu di salah satu kos di Tanjung Priok pada Minggu (2/3). Tak lama setelah itu, tiga orang pria datang ke kos tersebut. Salah satu dari mereka mengaku sebagai suami Fitri.
“Salah satu pelaku mengaku sebagai suami Fitri dan dengan marah mengatakan kepada korban bahwa ia telah merebut istrinya (Fitri) dengan tuduhan selingkuh, lalu mengeluarkan pisau dan mengarahkan ke korban,” kata Ressa dalam keterangannya, Rabu (5/3).
Korban kemudian diancam akan dipulangkan dalam kondisi telanjang. Para pelaku selanjutnya memaksa korban memberikan PIN m-banking dan menguras uang yang ada di dalamnya. Uang milik korban kemudian digunakan untuk deposit judi online.